Jumat, 30 Desember 2011

Wereng coklat( brown planthopper -BPH) Nilaparvata lugens (Stal)


Wereng coklat menjadi salahsatu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Ini merupakankonsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi(varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi,penerapan IP>200, dsb). Penggunaan pestisida yangmelanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepatdosis, dan tepat waktu aplikasi) turut memiculedakan wereng coklat. Tergantung pada tingkatkerusakan, serangan wereng coklat dapatmeningkatkan kerugian hasil padi dari hanyabeberapa kuintal gabah sampai puso. Selain itu,WCk juga merupakan vektor penyakit virus kerdilrumput dan kerdil hampa.Dengan menghisap cairan dari dalam jaringanpengangkutan tanaman padi, WCk dapatmenimbulkan kerusakan ringan sampai berat padahampir semua fase tumbuh, sejak fase bibit,anakan, sampai fase masak susu (pengisian). GejalaWCk pada individu rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian tanamanmengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejalaini dikenal dengan istilah
hopperburn 
. Dalam suatuhamparan, gejala
hopperburn
 
terlihat sebagaibentuk lingkaran (Gb. 8), yang menunjukkan polapenyebaran WCk yang dimulai dari satu titik,kemudian meyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan demikian, populasi WCk biasanya sudah sangat tinggi.
78
WCk dapat dikendalikan dengan varietas tahan.Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan insektisida jugaefektif untuk mengendalikan hama ini. Varietastahan WCk, tergantung pada biotipe yangberkembang di suatu ekosistem . Daerah-daerahendemik WCk biotipe1, dapat menanam, antara lain,varietas Memberamo, Widas, dan Cimelati; untuk biotipe 2 dan 3, Memberamo, Cigeulis dan Ciapus(lihat Daftar Varietas Unggul Padi pada CD ROMBank Informasi Teknolog Padi).Berbagai insektisida yang efektif antara lainyang berbahan aktif amitraz, bupofresin, beauveriabassiana 6.20x10
10
cfu/ml, BPMC, fipronil,amidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb,MIPCI, propoksur, atau tiametoksan.

0 komentar:

Posting Komentar